Sunday, April 25, 2010

CO, Racun Tertua di Sejarah


Mungkin anda pernah membaca berita tentang pasangan yang ditemukan mati lemas di mobil atau semacamnya. Besar kemungkinan penyebab kematiannya adalah CO.

Karbon Monoksida (CO) adalah racun tertua dalam sejarah manusia. Sejak dikenal cara membuat api, manusia senantiasa terancam oleh asap yang mengandung CO.

Gas CO mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak merangsang selaput lendir, sedikit lebih ringan dari udara sehingga mudah menyebar. Sifat-sifat ini membuatnya berbahaya, karena susah menyadari ada CO di sekitar kita.

Dari Mana Asal CO?
Gas CO dapat ditemukan pada hasil pembakaran yang tidak sempurna dari karbon dan bahan-bahan organik yang mengandung karbon.

Sumber terpenting adalah motor yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar (spark ignition), karena campuran bahan yang terbakar mengandung bahan bakar yang lebih banyak dari pada udara sehingga gas yang dikeluarkan mengandung 3-7% CO. Sebaliknya motor diesel dengan compression ignition mengeluarkan sangat sedikit CO, kecuali bila motor berfungsi tidak sempurna sehingga banyak mengeluarkan asap hitam yang mengandung CO.

Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kira-kira 5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik. Gas alam jarang sekali mengandung CO, tetapi pembakaran gas alam yang tidak sempurna tetap akan menghasilkan CO. Pada kebakaran juga akan terbentuk CO. Asap tembakau dalam mulut menyebabkan konsentrasi yang diinhalasi menjadi kira-kira 500 ppm.

CO Dalam Tubuh

CO hanya diserap melalui paru dan sebagian besar diikat oleh hemoglobin secara reversibel, membentuk karboksihemoglobin (COHb).

Hemoglobin adalah sejenis protein yang terletak di sel darah merah yang fungsinya mengangkut oksigen (O2). 

Afinitas atau daya ikat CO terhadap hemoglobin adalah 208-245 kali afinitas O2. Bisa anda bayangkan O2 yang seharusnya diangkut Hb. Tetapi, Hb lebih memilih mengangkut CO. 

O2 berperan untuk metabolisme sel. Karena O2 tidak bisa diangkut, metabolisme sel menjadi terganggu. Sehingga menyebabkan gejala-gejala keracunan.



CO bukan merupakan racun yang kumulatif. Ikatan CO dengan Hb tidak tetap (reversible) dan setelah CO dilepaskan oleh Hb, sel darah merah tidak mengalami kerusakan.

Tanda dan Gejala Keracunan

Gejala keracunan CO berkaitan dengan kadar COHb dalam darah (% Saturasi COHb).
  • 10% = belum ada gejala.
  • 10-20%= rasa berat pada kening, sakit kepala ringan, sulit bernafas.
  • 20-30%= sakit kepala, berdenyut pada pelipis.
  • 30-40%= sakit kepala keras, lemah, pusing, penglihatan buram, mual dan muntah, pingsan.
  • 40-50%= Sama seperti di atas, kemungkinan pingsan lebih besar, pernapasan dan nadi tambah cepat.
  • 50-60%= pernapasan dan nadi tambah cepat, koma dengan kejang.
  • 60-70%= koma dengan kejang, depresi jantung dan pernapasan, mungkin mati.
  • 70-80%= nadi lemah, pernapasan lambat, gagal pernapasan, dan mati.
Keracunan kronik dalam arti penimbunan CO dalam tubuh tidak terjadi, seperti yang saya tulis di atas. Akan tetapi pemaparan CO berulang-ulang yang menyebabkan yang menyebabkan hipoksia (kekurangan O2) berulang-ulang pada susunan saraf pusat(otak) akan menyebabkan kerusakan yang berangsur-angsur tambah berat. Gejala yang mungkin ditemukan adalah baal pada jari-jari tangan, daya ingat berkurang, dan gangguan mental.

Pertolongan Pertama dan Pengobatan
  • Pindahkan korban ke udara segar.
  • Panggil ambulans. Petugas akan memberi O2 100% sebagai pengobatan.
Trivia
Di kalangan kedokteran, korban meninggal akibat keracunan CO terkenal meninggalkan tanda yang khas. Berupa lebam mayat berwarna merah muda terang (cherry pink colour)

No comments:

Post a Comment